Punya Banyak Variasi Permainan Bola Mati, Arsenal Bikin Was-Was Rival Premier League!

SUKMABOLA NEWS – Arsenal sudah dikenal sebagai salah satu tim paling berbahaya dalam situasi bola mati. Kekuatan tersebut bukan muncul secara kebetulan, melainkan hasil dari konsistensi dan detail dalam persiapan. Setiap musim, variasi baru terus diperlihatkan untuk menjaga efektivitas.

Kemenangan atas Slavia Praha di Liga Champions memberikan contoh terbaru mengenai hal itu. Dalam laga tersebut, terlihat adanya perubahan pola dalam eksekusi sepak pojok. Perubahan ini memberi dimensi baru bagi permainan Arsenal.

Di tengah pertahanan lawan yang sering memilih bertahan dalam blok rendah, Arsenal terus memaksimalkan peluang dari bola mati. Situasi tersebut membuat variasi menjadi kunci untuk mempertahankan keunggulan taktis.

Pola Sepak Pojok Baru Arsenal

Dalam laga kontra Slavia Prague, terlihat arahan langsung dari Nicolas Jover di sisi lapangan. Ia menjadi sosok penting di balik peningkatan kualitas eksekusi bola mati dalam beberapa musim terakhir. Instruksi yang diberikan menunjukkan adanya penyesuaian pada titik target bola.

Sebelumnya, Arsenal banyak mengalirkan bola ke tiang jauh untuk memanfaatkan postur Gabriel Magalhaes. Namun kali ini, Declan Rice diarahkan untuk mengirim bola ke tiang dekat. Pola tersebut membuat pertahanan lawan harus mengubah fokus penjagaan.

Leandro Trossard menjadi penerima utama dalam pola ini. Pada beberapa kesempatan, ia mampu memberikan flick maupun melepaskan percobaan langsung. Kehadirannya pada titik yang kurang terduga membuat pola ini menjadi semakin sulit ditebak.

Dampak terhadap Lawan dan Permainan Arsenal

Dampak terhadap Lawan dan Permainan Arsenal

Variasi baru ini memaksa lawan untuk mengantisipasi lebih banyak kemungkinan. Ketika sebelumnya fokus pertahanan tertuju pada area belakang, kini perhatian terbagi ke dua titik berbeda. Hal ini membuka peluang bagi Arsenal untuk menciptakan ruang di kotak penalti.

Kondisi tersebut muncul sebagai respons terhadap pola permainan lawan. Banyak tim memilih bertahan dalam blok rendah dan menunggu. Dengan meningkatnya jumlah bola mati yang diperoleh, Arsenal memanfaatkan momen tersebut untuk menciptakan peluang.

Meski tidak selalu berujung pada gol, pola baru ini memperluas cara Arsenal membuka pertandingan. Hal ini menunjukkan bahwa mereka bukan hanya mengandalkan bola mati, namun menjadikannya sebagai salah satu alat penting untuk mengubah ritme permainan.