Aksi Marc Guehi dalam laga Crystal Palace vs Fredrikstad di play-off UEFA Conference League 2025/2026, Jumat (22/8/2025). (c) PA via AP Photo/John Walton
SUKMABOLA – Nama Marc Guehi tengah hangat diperbincangkan jelang penutupan bursa transfer. Bek Crystal Palace itu kabarnya merapat ke Liverpool. Perjalanan kariernya tidak instan, melainkan melalui jalan panjang yang ditempa sejak kecil hingga akhirnya menjelma sebagai sosok pemimpin di lini belakang.
Sejak usia belia, Guehi sudah jatuh cinta pada sepak bola. Ia rutin menonton acara Match of the Day dan terpesona dengan atmosfer pertandingan. Walau begitu, fokus utamanya tetap pendidikan. Orang tuanya menanamkan prinsip rendah hati dan disiplin sejak dini, sesuatu yang tercermin jelas dalam gaya bermainnya di lapangan.
Sang ayah, yang akrab dipanggil Papa Guehi, mengungkapkan bahwa sang putra mengidolakan Didier Drogba dan Thiago Silva. Bahkan, ketika masih berstatus pemain muda di akademi Chelsea, Marc pernah membuat presentasi khusus tentang Thiago. Dari situ, kecintaannya pada peran bek kian menguat dan terarah.
Perjalanan Panjang Guehi
Perjalanan ke akademi Chelsea sendiri berlangsung cukup panjang. Pada 2007, klub membuka pusat pengembangan di berbagai wilayah London. Dari ribuan anak yang dipantau, Guehi termasuk yang lolos seleksi dan resmi menandatangani kontrak akademi pada 2009.
Guehi tumbuh bersama talenta-talenta lain seperti Reece James dan Rhian Brewster, yang kemudian menjadikan akademi Chelsea sebagai salah satu yang terbaik di Inggris
Karakter kepemimpinan sudah terlihat sejak usia dini. Menurut sang ayah, Guehi terbiasa menjaga adiknya sejak kecil, sikap peduli yang kemudian terbawa ke dalam lapangan. Maka tak heran jika di kemudian hari ia dikenal sebagai pemimpin alamiah di ruang ganti maupun di atas rumput hijau.
Masa Sulit Guehi
Meski menembus skuad utama Chelsea pada 2017, kesempatan bermain reguler belum benar-benar datang. Ia kemudian dipinjamkan ke Swansea City.
Masa-masa awal di sana tidak mudah, sempat terpinggirkan, lalu pandemi COVID-19 memperumit situasi. Namun, pinjaman selama 18 bulan itu membentuk ketangguhannya, hingga akhirnya tampil konsisten di musim kedua.
Ketika kembali ke Chelsea, Guehi menolak opsi dipinjamkan lagi. Ia menginginkan kepastian bermain reguler. Patrick Vieira, yang saat itu melatih Crystal Palace, langsung melihat potensinya sebagai pilar pertahanan. Sejak pekan kedua musim perdananya, Guehi sudah meyakinkan seluruh staf pelatih dan tampil solid bersama Palace.
Hadiah atas Konsistensi Guehi
Konsistensinya membuat namanya semakin melambung. Gareth Southgate sempat turun tangan memberi motivasi, hingga Guehi akhirnya menerima panggilan timnas Inggris.
Newcastle bahkan pernah melayangkan tawaran lebih dari £60 juta pada musim panas lalu, tapi sang pemain tetap profesional. Ia tidak pernah memaksa pindah, karena menghargai Palace sebagai klub yang memberinya kepercayaan.
Sikap itulah yang membuat Guehi dianggap lebih dari sekadar pemain. Rekan setimnya, Jordan Ayew, pernah memuji etos kerja dan profesionalisme Guehi yang selalu disiplin dan tenang. Karakternya yang kuat menjadikannya panutan di ruang ganti.
Sumber: The Sun