Luke Shaw Ungkap Budaya 'Toxic' yang Sudah Lama Menggerogoti Manchester United

Bek kiri Manchester United, Luke Shaw (c) MUFC Official

Sukmabola – Bek senior Manchester United, Luke Shaw, akhirnya buka suara terkait kondisi ruang ganti yang selama ini tertutup rapat. Pemain asal Inggris itu menyebut bahwa lingkungan internal Setan Merah telah lama tidak sehat, bahkan ‘toxic’.

Shaw adalah salah satu pemain paling berpengalaman di skuad United saat ini. Ia telah membela klub selama 11 tahun, dan tentu paham betul dinamika serta atmosfer yang ada di dalam tim. Menurutnya, suasana negatif sudah menjadi bagian dari kehidupan klub, bahkan sejak beberapa musim terakhir.

Setelah era Sir Alex Ferguson berakhir, banyak manajer datang dan pergi. Namun, menurut Shaw, tidak ada satu pun dari mereka yang mampu benar-benar mengubah budaya internal klub yang terus merosot.

Kini, harapan besar tertuju pada Ruben Amorim, sosok pelatih baru yang diyakini Shaw memiliki pendekatan berbeda dan tegas dalam membangun kembali fondasi tim.

Shaw Beri Dukungan untuk Revolusi Amorim

Shaw Beri Dukungan untuk Revolusi Amorim

Pelatih Manchester United, Ruben Amorim. (c) AP Photo/Bernat Armangue

Kehadiran Ruben Amorim sebagai manajer anyar langsung memberikan dampak signifikan dalam hal kedisiplinan. Sejak bergabung dengan Manchester United pada November lalu, Amorim menetapkan standar tinggi tanpa pandang bulu.

Marcus Rashford bahkan sempat disingkirkan dari skuad utama karena dinilai kurang serius saat sesi latihan.

Tak hanya itu, Alejandro Garnacho juga pernah berselisih dengan Amorim. Ketegangan terjadi usai Garnacho menunjukkan rasa frustrasi secara terbuka karena tidak dimainkan di laga final Liga Europa musim lalu.

“Tidak sulit untuk melihat dari luar seperti apa keadaannya. Sering kali selama saya di sini selama beberapa tahun terakhir, situasinya sangat negatif,” kata Shaw dikutip dari Fotmob.

“Lingkungannya bisa sangat toxic, sama sekali tidak sehat. Kita membutuhkan lingkungan yang sehat, positif, dan penuh energi positif serta kebahagiaan. Ketika Anda memiliki semua itu, Anda merasa bebas dan lebih banyak mengekspresikan diri,” imbuh Shaw.

Mentalitas Kuat dan Tanggung Jawab Pemain Senior

Mentalitas Kuat dan Tanggung Jawab Pemain Senior

Bek kiri Manchester United, Luke Shaw (c) MUFC Official

Lebih lanjut, Shaw menjelaskan bahwa Ruben Amorim hanya menginginkan satu hal dari para pemain: memberikan segalanya di setiap kesempatan. Tidak ada ruang untuk setengah hati. Standar tinggi harus dijaga, dan siapa pun yang tak mampu memenuhinya harus siap menerima konsekuensinya.

“Ruben menuntut banyak hal. Mentalitas itu penting. Dia sering membicarakannya. Dia menuntut 100% dan tidak menginginkan kurang dari itu. Jika seseorang bermain 85-90%, itu tidak cukup. Saya pikir, terutama tahun ini, jika Anda tidak melakukan hal yang benar, Anda tidak akan bermain,” jelas Shaw.

Shaw juga menegaskan pentingnya peran pemain senior dalam menegakkan kedisiplinan dan menjaga budaya kerja keras. Semua pemain, tanpa kecuali, harus menaati aturan yang ditetapkan oleh sang manajer.

“Manajer tidak peduli. Dia tidak peduli siapa pemainnya. Begitulah seharusnya. Apa pun yang dia inginkan, sebagai pemain, kami harus mewujudkannya, dan kami sepenuhnya mendukung itu,” tegasnya.

Sumber: FotMob

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *