Federasi sepak bola Inggris, FA membuat keputusan mengejutkan dengan menunjuk Thomas Tuchel sebagai pelatih baru The Three Lions. Tuchel jelas nama besar, FA berambisi juara. Namun, perlu diingat bahwa Tuchel adalah warga negara Jerman.
Timnas Inggris sebelumnya ditangani oleh pelatih interim, Lee Carsley. Sempat muncul dugaan bahwa Carsley akan dipermanenkan, tapi dia sendiri lantas mengundurkan diri.
Rabu 16 Oktober 2024 sore WIB, melalui akun media sosial mereka, FA mengumumkan penunjukan Tuchel. Pelatih Jerman itu akan menangani tim senior Inggris, didampingi asisten Anthony Barry.
Advertisement
FA Tunjuk Pelatih Asing
Keputusan menunjuk Tuchel diduga bukan keputusan mudah bagi FA. Biasanya, jika melihat negara-negara top Eropa, tim nasional mereka ditangani oleh pelatih kelahiran dalam negeri.
Lihat saja juara Euro 2024, Spanyol yang ditangani oleh Luis de la Fuente. Ada pula Italia di tangan Luciano Spalletti, Prancis bersama Didier Deschamps, dan Jerman yang dibimbing Julian Nagelsmann.
Inggris juga sebelumnya dilatih oleh Gareth Southgate, pelatih lokal. Sayangnya Southgate tidak bisa mempersembahkan trofi.
Penunjukan pelatih asing mungkin kontroversial, tapi ini bukan pertama kalinya bagi FA. Pada periode 2001-2012 silam, Timnas Inggris ditangani oleh Sven-Goran Eriksson, pelatih asal Swedia.
Tidak Ada Pelatih Inggris yang Bagus Kah?
Situasi ini juga dikomentari oleh Gary Neville. Sebagai mantan pemain Timnas Inggris, dia tahu betul situasi di dalam, juga tekanan besar untuk memenuhi tuntutan fans.
Meski begitu, Neville pun secara terbuka mengakui bahwa pelatih-pelatih Inggris mungkin sulit bersaing dengan pelatih lain, seperti pelatih Spanyol dan Italia yang punya gaya bermain jelas.
“Kita sedang berada dalam masa sulit terkait perkembangan pelatih asal Inggris. Di Eropa, pelatih Inggris termasuk yang paling kurang dihargai di antara negara-negara besar dalam hal kepemimpinan tim sepak bola,” buka Neville.
“Pelatih dari Spanyol, Jerman, Italia, dan Portugal dikenal karena gaya permainan serta filosofi mereka. Sementara kita sebagai bangsa Inggris belum memiliki identitas yang jelas.”
“Kita belum berhasil membangun gaya permainan yang khas, dan belum ada pelatih yang menciptakan filosofi unik yang benar-benar mewakili kita.,” tutupnya.