By SUKMA BOLA – Minggu, 23 Februari 2025 | 09:20 WIB

SUKMA BOLA – Saat Sergio Conceicao meminta AC Milan untuk berman cepat, apa daya hanya Tijjani Reijnders yang memahaminya.
Inkonsistensi masih menjadi kendala utama AC Milan dalam memaksimalkan musim 2024-2025.
Setelah bermain seri 1-1 kontra Feyenoord yang membuat mereka gagal di Liga Champions, kali ini kekalahan yang diderita oleh Milan.
Memainkan laga tandang di Stadion Torino, markas Torino, pada pekan ke-26 Liga Italia, Sabtu (22/2/2025) atau Minggu dini hari WIB, I Rossoneri takluk 1-2.
Torino berhasil unggul cepat saat laga baru memainkan 5 menit.
Kesalahan Mike Maignan dalam membuang bola menjadi petaka bagi Milan.
Sapuan sang kiper justru membentur Malick Thiaw yang membuat bola merobek jala gawangnya sendiri.
Peluang emas untuk menyamakan skor bagi Milan datang pada menit ke-32.
Namun, kesempatan itu terbuang sia-sia usai tendangan Christian Pulisic dari titik penalti mampu ditangkis kiper Torino, Vanja Milinkovic-Savic.
Barulah di babak kedua Milan mampu menyamakan kedudukan 1-1 pada menit ke-74 lewat gol Tijjani Reijnders.
Skor imbang tersebut rupanya hanya bertahan 2 menit saja lantaran Gvidas Gineitis mencetak gol yang mengubah skor menjadi 2-1 bagi tuan rumah.
Memanfaatkan tendangan bebas Antonio Sanabria, Gineitis menyambarnya untuk membawa Torino kembali unggul atas Milan.
Milan pun akhirnya pulang tanpa membawa pulang poin setelah dibekuk 1-2 oleh Torino.
Kekalahan tersebut menjadi yang ke-6 di Liga Italia dan menjadi yang kedua bagi Sergio Conceicao.
Hal ini menunjukkan Milan masih butuh banyak perbaikan di tangan Conceicao.
Terlebih dalam skema permainan yang diterapkannya untuk I Rossoneri.
Gaya permainan dari Conceicao selama ini dikenal dengan menyerang cepat dan mampu menerapkan transisi cepat dari bertahan ke menyerang.
Filosofi permainan menyerang pelatih asal Portugal tersebut juga salah satunya adalah melakukan operan secepat mungkin untuk mengejutkan lawan dan mencetak gol.
Hanya saja sejauh ini para pemain Milan belum bisa menerapkannya secara maksimal.
Padahal terus mengatakan Milan perlu mengoper bola lebih cepat.
Aliran bola cepat tersebut dimaksudkanm untuk memecah formasi pertahanan lawan dan menciptakan peluang untuk berbuah gol.

Akan tetapi, tidak banyak pemain yang bisa melakukan instruksinya tersebut.
Reijnders adalah salah satu dari sedikit pemain yang mampu melakukan itu.
Gelandang asal Belanda tersebut tidak menampik jika situasi itu menjadi masalah yang adala di dalam tim.
“Jika kami mengambil terlalu banyak waktu, lebih mudah bagi lawan untuk menutup ruang dan kembali ke bentuk semula,” ucap Reijnders seperti dikutip BolaSport.com dari DAZN.
“Kami harus bermain lebih cepat untuk menciptakan ruang di antara lini, karena kami tidak menciptakan cukup banyak peluang.”
“Akan sangat mudah bagi lawan untuk bertahan jika kami bermain dengan kecepatan yang lebih rendah.”
“Itu sesuatu yang harus kami perbaiki,” tutur pemain berdarah Indonesia tersebut menambahkan.
Bosan kalah terus !! Di SUKMABOLA solusi terbaik !! 10% pasti maxwin !!
Jadikan Modal Puluhanmu Menjadi Jutaan Hanya Disini Kamu Bisa Mendapatkanbnya.
& Nikmati Bonus & Promo Menarik nya,Special New Member 10%
LINK> freefirediamonds.in/